Senin, 30 Agustus 2010

Hilang Dalam Terang


Bersama percik melati suci, mengiringi duka dalam kepergian seorang sahabat
Seirama untaian do’a dalam dada, semoga kebahagiaan selalu menaungimu
Saat-saat kubaca pesan lintas dimensi darimu adalah saat ribuan jarum, menancap, mengoyak jiwa dari damai, aku tak tahu, ranting apa yang tlah kuinjak, hingga lembaran hidupku harus ada kilasan namamu.
Meski hanya sebuah drama separo adegan, namun tikaman dan hujaman pedang darimu, merontokan sendi-sendi alunan nada.

Apakah aku terlalu congkak tuk sekedar bercermin ataukah kamu yang terlalu pemalu tuk mendengar rendevouz kebenaran, yah....dalam sejarah hidupku, pantang menggunting dalam lipatan apalgi menohok kawan seiring namun meerdu kicauanmu membuatku malu pada bayanganku.

Sobat...sebelum aku pergi, sirna bersama embun pagi, bersediakah hatimu tuk sekedar mendengar pujian kebenaran, yang harus diluruskan, agar belitan tali merah persahabatan kembali terurai, namun bila itu terlalu berat untuk di titi...barlah...kebenaran hancur oleh kepongahan merdu pipit suaramu.

Akhirnya percikan embun di lembah sunyi mengantarku pada hakikat persahabatan yang semestinya, kudoakan semoga kau bergembira sepanjang hari.
Meski kusamnya cceermin di telapak tanganmu.

Batam, 22 Dzulhijah 1423 H / 24 februari 2003 H

Bagikan

Top Blogs

0 comments:

Posting Komentar

 

cerita dari pulau Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template